Gambaran

Little India merupakan surga budaya, kerajinan, dan pencinta makanan. Biarkan indera Anda mengembara dengan perpaduan semarak berupa toko yang serba meriah, arsitektur berhias, dan aroma yang menerbitkan air liur Anda.

Telusuri jalur berjalan di Little India dan mulailah perjalanan memasuki warisan Singapura yang beragam. Di sepanjang gang berbatu dan sebagian dari jalanan landmark kota ini, Anda akan menemukan mural menakjubkan yang merayakan kisah rumit dari distrik ini.

Sediakan waktu setengah hari untuk menjelajahi jalur ini, yang mencakup tengaran bersejarah dan budaya, sekaligus mencicipi kudapan dan hidangan nan lezat.

Seluruh lokasi berdekatan dengan stasiun MRT Little India.
Layers oleh Shah Rizzal
Foto dari jalanan karya seni Layers oleh Shah Rizzal Foto oleh Steve Golden

Mulailah penelusuran Anda dengan karya seni berjudul 1 Layers di Serangoon Road. Shah Rizzal menarik perhatian kita ke rumah toko tradisional dan kontribusi para pembuat bata di masa penduduk awal, yang keduanya menjadi permata tak ternilai bagi sejarah Little India. “Layers” menekankan pentingnya untuk menjaga arsitektur di tengah-tengah pembangunan ulang kota yang pesat. Tenggelamkan diri Anda dalam pengalaman visual yang menyandingkan masa lalu Singapura dengan lingkungan yang modern.

Anda perlu memenuhi naluri belanja? Menyebranglah ke Mustafa Centre, destinasi belanja 24 jam nan ikonis, tempat Anda dapat membeli apa saja, kapan saja.

Pengantaran Harian oleh Jaba
Foto dari jalanan karya seni Daily Delivery oleh Jabal Foto oleh Steve Golden

Karya seni ini bernaung di Serangoon Road dinamai 2 Daily Delivery. Mural ini memberikan penghormatan pada bisnis tiffin (bisnis katering rantangan) yang legendaris di batasan lokasi wilayah ini, mata pencaharian tradisional yang bertahan hingga hari ini. Di sini, pria Tiffin futuristik digambarkan melayang di samping kendaraan yang terbuat dari model mobil daur ulang, melukiskan visi sang artis mengenai masa depan berkelanjutan yang menyeimbangkan tradisi dan modernitas.

Desainer yang pernah terlibat dalam film seperti Harry Potter, Iron Man, dan Star Trek, seniman belasteran Kolombia dan Belgia, Didier ‘Jaba’ Mathieu juga terkenal mempercantik banyak wilayah Singapura dengan muralnya nan penuh warna. Anda dapat menemukan sebagian karya seni Jaba di fasad restoran Piedra Negra dan Blu Jaz Café di Haji Lane, juga pada dinding setinggi empat lantai nan mengagumkan di Mediacorp Campus di wilayah one-north.

Festival oleh Izzad Radzali Shah
Foto karya seni Festival oleh Izzad Radzali Shah Foto oleh Steve Golden

Lanjutkan ke mural berikutnya, 3 Festival, yang ditemukan di gang belakang Hindoo Road. Anda jadi mengetahui rahasia warga Little India dari mulut ke mulut, yang digambarkan dalam bentuk visual dan simbol. Rasakan apa yang dialami oleh warga setempat, saat Anda membagikan kisah mereka dan merayakan budaya dan keberagaman mereka.

Makara oleh Zero
Pameran patung Makara oleh Zero di Serangoon Road. Foto oleh Steve Golden

Selanjutnya 4 Makara yang provokatif di Serangoon Road. Kagumi warna berani dan kaya dari mural berupa makhluk terestrial mitos. Melalui Makara, Zero membiarkan Anda menemukan dongeng tradisional dan kisah yang telah dilupakan sejak lama.

Lanjut penjelajahan Anda di Serangoon Road ke salah satu landmark religius tertua di Singapura, Sri Veeramakaliamman Temple, tempat Anda dapat mengagumi artefak yang selamat dari pemboman saat PD II.

A Sailor’s Guide to Little India oleh A’Shua Imran
Karya seni A Sailor’s Guide to Little India oleh A’Shua Imran. Foto oleh Ng Wu Gang

Lanjutkan ke gang kecil dari Veerasamy Road ke 5 A Sailor’s Guide to Little India. Mural ini memberikan penghormatan pada warisan multibudaya Little India nan kaya dan penuh harmoni. Dapatkan wawasan pada perjalanan nenek moyang kami melalui adegan yang diilustrasikan secara cantik yang melukiskan berbagai pertemuan mereka, dan membagikan passion, sejarah, dan identitas mereka yang membentuk kota kami.

Mirrors oleh Tinu Verghis
Instalasi pipa Mirrors. Foto oleh Ng Wu Gang

Di sekitar sudut Kampong Kapor Road terdapat 6 Mirrors, instalasi pipa berhiaskan bordiran cermin India tradisional berukuran sangat kecil. Didirikan di depan Kampong Kapor Methodist Church, karya seni ini merayakan kekayaan ragam budaya, ras, agama, bahasa di Singapura. Melalui instalasi interaktif ini, Anda dapat merefleksikan indentitas individu, budaya, dan masing-masing sejarah mereka.

Book-a-Meeting oleh Eunice Lim
Karya seni Book-a-meeting oleh Eunice Lim. Foto oleh Ng Wu Gang

Telusuri kembali Serangoon Road untuk 7 Book-a-Meeting, mural yang berada tepat di samping sumber inspirasinya, Siyamala Bookstore. Eunice Lim mengundang Anda untuk mempertimbangkan bagaimana warisan, tradisi, dan kisah ditemukan, dengan mengajak Anda menelusuri sejarah toko buku ini selama 30 tahun berdiri di Little India.

Apabila Anda merasa lelah setelah berjalan sejauh itu, tepat di seberang Serangoon Road terdapat Tekka Centre nan padat. Nikmati hidangan klasik seperti briyani (hidangan nasi berempah khas India dilengkapi daging atau sayuran) dan belilah produk segar di lantai satu pasar ini. Setelahnya, pilihlah dari sekian banyak aksesori, dan dekorasi tradisional khas India di lantai atas.

Di blok perbatasan dari mural Book-a-Meeting, terdapat Indian Heritage Centre, museum pertama di Asia Tenggara yang dikhususkan bagi keturunan India di seluruh wilayah ini. Kagumi ratusan benda bersejarah yang bernaung di dalam gedung empat lantai yang terinspirasi oleh Baoli (kolam berundak khas India).

Mampirlah ke Abdul Gafoor Mosque, salah satu masjid tertua dan monumen nasional di Singapura. Jam matahari berbentuk rumit yang berada di pintu utama masjid merupakan satu-satunya di dunia.

Untitled oleh Sobandwine
Tampilan jalan karya seni Untitled di Sobandwine Foto oleh Ng Wu Gang

Mural terakhir, 8 Untitled, berada di gang belakang Dickson Road. Terinspirasi oleh penggunaan bunga sebagai bentuk komunikasi, surat cinta tanpa nama ini menampilkan bunga marigold sebagai cara untuk mempromosikan percakapan positif. Melalui ‘Untitled’, duo seniman Leow Wei Li dan Dominic Khoo berharap untuk menjalin ulang hubungan manusia dengan bahasa bunga.

Akhir jalur perjalanan ini dengan menikmati santapan yang mengenyangkan di Komala Vilas, salah satu restoran India tertua di Singapura. Dibuka tahun 1947, pendirinya, Mr. Murugiah Rajoo, tiba di Singapura hanya dengan membawa satu buah tas koper. Pastikan untuk mencicipi dosai contong (kue panekuk yang mirip kue krep terbuat dari tepung beras dan lentil, dibentuk menjadi contong besar dan dilengkapi dengan aneka saus dan chutney nan harum) serta hidangan yang menjadi unggulan restoran ini, masala tea berempah (gilingan bumbu dari campuran rempah-rempah India), yang disajikan dalam mangkuk timah.

Catatan: Trek berjalan kaki tahun 2018 menampilkan tujuh mural baru dan satu instalasi baru. Ingin mendapatkan lebih banyak lagi? Menginaplah di area yang sama dan kunjungi Artwalk Little India 2017 untuk hari yang santai menelusuri seni, budaya, dan sejarah di Little India.

Lihat Juga